by Rumah Curhat | 09/03/2015 | Life Tips, Persahabatan
Pernah nggak kamu ngalamin ribut sama sahabat hanya gara-gara beda pendapat? Pasti pernah ya… Saya juga pernah ngalamin beda pendapat sama sahabat dan akhirnya, saya dan dia nggak bertegur sapa selama berbulan-bulan.
Untungnya, saya sama sahabat saya itu jarang ketemu. kita nggak sekampus, plus beda aktifitas. Intinya, kejengkelan saya lebih bisa terkendali, dengan jarangnya pertemuan saya dan sahabat. Eh, malah semenjak ribut itu kita nggak pernah ketemuan tuh, nggak ada komunikasi juga. So, nggak rugi juga kehilangan orang yang keras kepala plus menyebalkan dan menjengkelkan seperti sahabat saya itu!
Saya males banget kalau disuruh ngajak damai duluan. Kesalahan kan bukan di saya, dia aja yang terlalu sensitif. Dasar dia aja yang egois, mau menang sendiri. Kalau saya terus yang harus ngertiin dia? Capeee deeh…
Tapi dengan berjalannya waktu, jujur deh, nggak enak juga sih berlama-lama saling ngediemin. Biasanya dulu setiap kelar kuliah, kita saling ngabarin, terus janjia ketemuan di suatu tempat. Kalau udah ketemu, kita ngobrol macem-macem. Soal kampus, soal dosen killer, soal kecengean sampai tugas-tugas kuliah yang numpuk. Saya dan sahabat juga sering ngerencanain weekend bakal ngapain. Maklumlah sama-sama jomblo, asiknya ya hangout sama sohib kan?
Dan lagi-lagi, saya harus akui, saya kangen banget masa-masa kita berdua masih akur.
Dan siang itu, karena cuaca panas banget, saya sengaja pergi ke suatu toko. Dan di toko itu, biasanya saya dan sahabat saya, membeli ice cream favorit. Selesai membayar es krim di kasir dan saya membalikkan badan, saya sempat tertegun. Dihadapan saya, sahabat saya sedang berdiri sambil menggenggam es krim. Saya kikuk, dia salah tingkah. Saya nggak tahu mau ngomong apa. Sedetik kemudian, kami saling berpelukan! Kami berdua seperti sahabat yang nggak pernah bertemu bertahun-tahun.
Pertemuan siang itu benar-benar sebuah kejutan buat kami berdua. Setelah membeli es krim, kami cari tempat untuk mengobrol. Kami ngobrol layaknya sahabat yang nggak pernah berantem sebelumnya. Ada sih keinginan untuk bertanya ke dia, kenapa waktu itu sebegitu marahnya ke saya. Padahal saya sempat meminta maaf. Tapi, saya urungkan niat itu. Karena saya tidak mau merusak indahnya persahabatan yang baru kembali terjalin.
Guys, kadang-kadang kita nggak tahu bagaimana harus memperbaiki hubungan yang rusak dengan sahabat. Tapi dari kisah ini, kadang, semuanya akan kembali baik dengan berjalannya waktu. Waktu yang akan memulihkan hati yang terluka. Kita nggak pernah tahu kapan waktu itu akan datang, yang bisa kita lakukan, serahkan segalanya kepada Tuhan, dan Ia akan menjawab pada waktuNya.