by Rumah Curhat | 26/09/2016 | Life Tips, Persahabatan
Halloo guys, kabarnya gimana nih? jangan lupa bahagia ya guys, ngomong-ngomong soal bahagia biasanya kita akan bahagia jika mimpi kita tercapai, dan terlebih bahagia saat melihat orang di sekitar kita bahagia seperti cerita salah satu temanku “si jenius”. Satu tahun yang lalu, aku lulus dari SMP dengan nilai yang cukup memuaskan, sehingga aku bisa diterima di SMA yang cukup terkenal. Kalian tau ngga, yang paling menyenangkan saat pindah sekolah dari SMP ke SMA adalah bertemu dengan teman baru. Hal pertama yang aku lakukan saat masuk di kelas yang baru, aku memperkenalkan diri dengan semua teman. Respon yang aku terima, ada yang senang, cuek, diam, antusias saat aku berjabat tangan dengan mereka. Dari seluruh teman yang aku ajak kenalan, ada 1 teman yang menurutku aneh. Karena waktu kita bersalaman, wajahnya terkesan sedikit takut, tidak percaya diri, disertai dengan suara yang lirih.
Hari-hari pun berlalu dengan cepat, kita belajar, bermain, makan, dan istirahat bersama. Aku berteman dengan siapa saja, karena aku mudah akrab dengan siapapun tidak peduli dia kaya, miskin, pintar, bodoh, cakep, atau jelek. Entah ada angin darimana selama beberapa minggu aku mulai memperhatikan satu temanku yang selalu duduk sendirian di paling depan dekat pintu masuk kelas. Dia selalu duduk sendirian, tidak ada teman yang mau duduk dengan dia. Apa yang aku rasakan tentang dia waktu pertama kali berkenalan memang bener, dia seperti anak yang ngga percaya diri. Hal yang paling membuatku kasian adalah nilai pelajarannya selalu jelek dan saat guru menyuruh berkelompok untuk tugas, tidak ada yang mau berkelompok dengan dia. Kecuali jika kelompok dipilih secara acak, mau ngga mau dia mendapat kelompok. Suatu saat pada siang hari aku membuat komitmen untuk menjadi sahabatnya.
1. Sengaja menyapa dia, tiap kali di kelas
Guys, kalian kalau disapa teman, seneng ngga? Pasti seneng kan, apalagi kalau disapa temen deket atau temen yang kalian suka pasti berjuta-juta rasanya. demikian juga langkah awalku untuk menjalin hubungan yang baik dengan dia. Dia anaknya pendiam, kalau ditanya baru jawab itupun dengan suara yang lirih atau pelan. Tiap pagi aku selalu menyapa dengan ramah, seperti aku menyapa semua temanku. Aku menyapa dengan memanggil namanya, selama beberapa minggu dia hanya membalas dengan senyum kecil dan kepala sambil menunduk. Tapi aku tidak menyerah, sampai pada suatu saat dia mulai membalasku dengan sapaan “hallo, selamat pagi juga”. Wow, sungguh luar biasa akhirnya dia mulai membuka mulutnya untuk membalas sapaan, dan inilah awal dari pertemanan kita.
2. Selalu mengajak makan di kantin bersama
Pendekatan berikutnya yang aku lakukan adalah aku selalu mengajaknya makan atau jajan di kantin bareng. Makan bareng temen emang paling seru kan? Nah aku keluar dari zona nyaman tiap kali jam istirahat. Aku mengajak dia makan bareng di kantin bersama teman yang lain. Awalnya sih dia ngga mau, tapi aku selalu berusaha untuk membujuk dia ikut makan bareng di kantin, dan akhirnya di mau juga.
3. Selalu mengajak dia satu kelompok
Aku tahu hampir semua teman di kelas tidak menyukai dia karena dia aneh dan lain sebagainya. Tapi aku mencoba membuat sesuatu perubahan dengan memberi dia kepercayaan, maksudnya gimana tuh? Jadi gini guys, tiap kali guru menyuruh kita untuk membuat kelompok, aku selalu mengajak dia untuk satu kelompok dengan aku. Dengan begitu aku berharap kepercayaan dirinya mulai bangkit kembali. Dan memang benar pada satu kesempatan berkelompok, dia berani mengajukan idenya untuk membantu kelompok kita. Aku sangat senang sekali melihat perubahan yang sedikit demi sedikit.
4. Meluangkan waktu untuk mengobrol berdua seperti seorang sahabat
Hari minggu biasanya aku pergi bersama keluarga setelah beribadah di gereja. Tapi aku sengaja meluangkan waktu untuk main ke rumah dia, untuk mengobrol. Jarak dari rumahku dan dia cukup jauh, apalagi jarak dari sekolah ke rumahnya sangat jauh. Sedangkan dia harus naik angkutan umum untuk tiba di sekolah. Aku merasa bersyukur sekali orang tua bisa mengantarku berangkat ke sekolah, jadi aku ngga perlu repot naik angkutan umum seperti dia. Setelah tiba di rumahnya, aku disambut dengan ramah. Berhubung waktu menunjukkan jam makan siang, kita mengobrol sambil makan di warung sebelah rumahnya. Dia banyak menceritakan tentang keadaan orang tuanya yang sering bertengkar, rumahnya yang kontrakannya harus pindah dan keuangan keluarganya juga menurun. Selama mengobrol dengan dia, aku baru paham kenapa dia itu tidak percaya diri, baju seragamnya berantakan, dan tidak pernah jajan.
5. Selalu memberi semangat untuk berubah jadi lebih baik
Guys, karena aku sudah tau apa masalah yang sahabatku hadapi. Aku selalu menyemangati sahabatku tiap hari dan tiap kali kita bertemu. Tanpa disangka-sangka seiring dengan naiknya kepercayaan dirinya, nilai mata pelajarannya juga naik. Bahkan dia sering mendapat nilai A untuk semua mata pelajaran. Raut wajahnya pun berubah menjadi lebih cerah, tidak seperti dulu. Aku bahagia sekali melihat perubahan pada dirinya, teman-teman sekelas sudah mau berteman dengan dia, karena dia dianggap jenius.
Luar biasa ya guys? perubahan yang terjadi pada sahabatku dari anak yang minder tanpa harapan menjadi anak yang pintar di kelas hanya karena satu anak yang peduli akan hidupnya. Nah, mau nggak temen-temen mulai belajar peduli kepada 1 orang saja teman yang ada di sekitarmu. Siapa tahu hidup mereka juga bisa berubah loh.