fbpx
Cinta Itu Disengaja

by Rumah Curhat | 19/08/2016 | Life Tips, Pacaran

Cinta Itu Disengaja

Sekarang aku bahagia banget guys, mau tau kenapa? Karena aku udah laku alias udah punya pasangan (hehehe…). Guys, kebahagian yang aku dapat sekarang, ngga aku peroleh dengan mudah lho. Bayangin guys, dulu aku tuh ngga percaya diri banget tiap kali ketemu cewek. Apalagi ngomong berduaan sama cewek pasti keringet dingin bercucuran. Kalau ngga bener-bener kepepet, aku ngga bakal ngobrol sama cewek. Sampai pada suatu hari yang cerah, guruku beri tugas dan harus diselesaikan secara berkelompok. Tapi ada satu hal yang membuatku kaget, apa tuh? Aku harus satu kelompok dengan cewek dan satu kelompok 2 orang. Jadi mau tidak mau aku harus kerjasama dengan dia, kalau ngga nilai kita jelek. Ternyata setelah beberapa hari aku satu kelompok dengan dia. Aku mulai suka dengan dia, cuma aku ngga berani ngomong soal perasaanku sampai tugas kelompok selesai.

Biasanya sih aku seneng banget, kalau tugas kelompok bareng cewek sudah selesai. Tapi kali ini beda, bukannya seneng, eh malah kepikiran cewek itu terus. Iya, bener banget aku dilanda rasa “galau” sepanjang hari. Aku bingung waktu itu harus mulai dari mana yah, buat deketin dia. Jam dua siang pelajaran dimulai, dan guruku ngomong begini,“Kalau kita ingin sukses, ada 3 kata yang harus kita lakukan yaitu action, action, and action”. Dengan kata lain sukses itu harus dipaksakan dan disengaja. Setelah mendengar pernyataan dari guruku, terpikir olehku untuk memaksakan diriku berjuang untuk PDKT alias pendekatan. Jadi aku memutuskan keluar dari zona nyaman untuk mendekati dia dengan sengaja dan dengan resiko diterima atau ditolak.

1. Sengaja Berangkat Lebih Pagi ke Sekolah

Guys, Aku ini orangnya malas banget, apalagi waktu bangun pagi aku butuh 3 alarm. Kalian pasti bisa membayangkan bagaimana perjuanganku untuk tiba di sekolah setengah jam lebih awal. Kenapa aku rela berangkat lebih awal dan bangun pagi? Iya bener, karena dia selalu tiba di sekolah setengah jam lebih awal, sambil menunggu dia belajar. Jadi aku memanfaatkan “setengah jam” sebelum pelajaran dimulai untuk mendekati dia. Terkadang aku ikut membaca buku dan sedikit mengobrol dengan dia. Aku menikmati pagiku di sekolah, dan gara-gara usaha usaha pendekatan ini aku jadi bisa bangun pagi lho.

2. Sengaja Rajin

Dia seorang cewek yang pintar dan juga rajin, dan aku pemalas. Tempat yang paling sering dikunjunginya adalah perpustakaan, aku baca buku aja malas apalagi ke perpustakaan. Seperti pungguk merindukan bulan ya guys, tapi aku ngga putus. Aku mulai membuat catatan, terus bertanya hal yang tidak aku pahami. Untungnya tiap kali aku bertanya pelajaran ke dia, dia selalu menjawab dengan murah hati. Walaupun awalnya aku sengaja rajin untuk pura-pura aja, tapi akhirnya aku mendapat manfaatnya. Apa tuh? Nilaiku ada peningkatan dan hal yang paling menggemberikan adalah dia sering memujiku karena aku berubah 360 derajat. Mama aku pun ikut senang karena nilaiku membaik.

3. Sengaja Bawa Bekal ke Sekolah

Nikmatnya jajan indomie goreng atau rebus di kantin sekolah, ngga ada yang bisa ngalahin. Entah karena cara masaknya atau memang kokinya, aku ngga paham. Hobiku memang suka jajan di kantin, tapi begitu tau dia suka bawa bekal makanan dari rumah. Pulang ke rumah, aku langsung minta tolong ke pembantuku, kalau besok aku dibuatkan bekal makan siang. Beberapa kali aku makan siang dengan dia di dalam kelas. Aku pikir, oke juga lho soalnya bekal makanan dari rumah selain bersih juga mengirit uang saku. Tapi memang kebiasaanku jajan di kantin susah dihilangkan. jadi, aku bawa bekal ngga tiap hari, yang penting bisa mengobrol berduaan.

4. Sengaja Pulang Naik Angkot

Tiap pulang sekolah, Mamaku selalu jemput naik mobil. Sungguh nyaman rasanya, ngga perlu harus kepanasan jalan kaki naik angkot, ribet banget kan. Suatu saat aku melihat di balik kaca mobilku, seorang cewek berjalan menaiki angkot dan dia adalah cewek yang aku suka. Terpikir olehku, kenapa ngga aku coba buat mandiri, pulang sendiri naik angkot. Besok adalah hari yang paling aku tunggu, aku pulang naik angkot. Kita menunggu angkot bersama, mengobrol sambil menunggu angkot. Hubunganku dengan dia semakin dekat layaknya seorang sahabat.
Akhirnya aku memberanikan diri untuk ngomong kalau “aku suka kamu” dan dia pun merasakan hal yang sama.

Aku banyak belajar dari dia, tentang kesederhanaan, keberanian, kemandirian, dan banyak lagi. Hal yang paling membahagiakan adalah sejak aku memutuskan untuk mendekati dia, kebiasanku berubah menjadi lebih baik. Semoga pengalamanku ini dapat bermanfaat buat kalian. Jangan lupa share ke teman kalian semua. Thank you, Guys.

Related Post