fbpx
Beberapa Resiko Pacaran Beda Suku

by Rumah Curhat | 12/08/2016 | Life Tips, Pacaran

Beberapa Resiko Pacaran Beda Suku

Pernah nonton film yang judulnya “Salisiah Adaik”?. Film ini menceritakan tentang cinta Muslim dan Ros yang terhalangi karena perbedaan suku atau adat. Diangkat dari sebuah keluarga di Minangkabau yang diciptakan oleh Ferdinan Almi yang juga menjadi sutradara. Dalam film ini, Muslim dan Ros sama-sama seorang Minangkabau, hanya mereka berbeda daerah. Muslim orang Pariaman dan Ros orang Pakayumbuh. Dari perbedaan tersebut, keluarga mereka menentang hubungan Muslim dan Ros sehingga menyebabkan konflik yang besar. Tidak hanya keluarganya, bahkan orang kampungnya pun menentang hubungan Muslim dan Ros hingga melakukan perlawanan ke daerah mereka masing-masing.

Dari film diatas, pacaran atau hubungan beda suku terkadang masih menjadi pertentangan beberapa pihak orang tua. Walaupun ada juga beberapa orang tua yang tidak mempermasalahkan tentang perbedaan suku atau adat. Mari kita simak resiko apalagi bila berpacaran beda suku :

1. Ditentang Orang Tua
Peran orang tua dalam menjaga anaknya itu memang penting. Apalagi saat anaknya akan memilih pasangan hidup, biasanya orang tua akan lebih selektif ketimbang kita. Tapi tidak hanya itu, beberapa orang tua yang hidupnya masih kental dengan adat istiadat biasanya akan menuntut anaknya untuk mengikuti adat istiadat juga. Sebagai contoh dari keluarga Batak, ketika anak mereka ingin memilih pasangan hidup, orang tua menganjurkan sebaiknya memilih pacar yang berasal dari Batak juga. Orang tua tidak akan setuju apabila yang dipilih bukan berasal dari Batak, karena biasanya tidak bisa meneruskan generasi orang tua mereka terutama apabila si anak ini seorang laki-laki. Dari contoh inilah kita bisa menyimpulkan bahwa orang tua pun masih mengambil peran dalam memilihkan pasangan hidup si anak. Dan apabila si anak tidak setuju dengan orang tua mereka, biasanya akan terjadi perlawanan antara anak dan orang tua.
Tapi tidak dipungkiri juga, masih ada orang tua yang memberikan kehendak bebas kepada anaknya untuk memilih sendiri pasangan hidup. Orang tua yang memberikan kehendak bebas ini biasanya lebih mementingkan perasaan kedua anaknya dan mengesampingkan adat istiadat namun tetap memperhatikan dari agama mereka masing-masing harus sejalan.

2. Ditentang Masyarakat
Seperti film Muslim dan Ros yang saya bahas diawal artikel ini, hubungan beda suku atau adat bisa menjadi perselisihan antar masyarakat juga. Biasanya daerah-daerah pelosok, masyarakat juga memiliki peran serta untuk menentukan kesejahteraan penduduk daerah tersebut. Dalam film Salisiah Adaik pun mengangkat konflik tersebut. Penduduk daerah mereka melakukan perlawanan karena hubungan Muslim dan Ros yang berbeda adat dan tidak disetujui.

3. Pernikahan Diam-diam
Di era modern sekarang ini, orang tua mungkin bisa saja menentang hubungan anaknya yang berbeda adat atau suku. Namun tidak sedikit pun pasangan yang menentang orang tua mereka. Dalam bahasa sehari-hari kita kenal dengan sebutan ‘nekat’. Ketika pasangan tersebut tidak mengindahkan perkataan orang tuanya, maka hal yang akan terjadi biasanya mereka nekat untuk melakukan pernikahan diam-diam. Perasaan cinta yang tidak terkontrol menyebabkan restu dari orang tua tidak mereka pentingkan sehingga menyakiti perasaan orang tua mereka.

Berpacaran beda suku atau adat memang sangat memiliki banyak resiko. Banyak perasaan yang akan dirugikan karena harus memegang kuat peran suku atau adat. Perlawanan orang tua kepada hubungan anak mereka, perlawanan dari masyarakat dan pernikahan diam-diam menjadi pembahasan yang dapat kita lihat karena semua point tersebut mengorbankan perasaan. Baik perasaan anak maupun orang tua.
Semua pilihan kembali kepada orang tua dan anak. Apabila hubungan beda suku atau adat masih bisa ditoleransi, maka berilah toleransi. Karena jodoh semua yang menentukan adalah Pencipta kita. Kita hidup di dunia ini dengan membawa adat atau suku yang berasal dari nenek moyang kita. Tetapi kita tidak tahu jodoh manakah yang dipilih oleh Sang Pencipta untuk pasangan anak-anak kita. Maka apabila toleransi masih ada, berilah toleransi tersebut kepada anak-anak kita, supaya keluarga yang bahagiapun didapatkan oleh anak kita dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika pun tercermin dalam kehidupan kita.

Berikut yang dapat saya sampaikan, apabila anda memiliki saran atau kritik yang dapat dibagikan kepada kami untuk menjadi ulasan bersama.

Related Post