Bagi Kamu yang Hobi Nonton Drama Korea
by Rumah Curhat | 01/10/2018 | Life Tips, Life Tips
Menonton film atau acara lain di televisi memang diminati oleh banyak orang karena dapat menghilangkan rasa penat, jenuh, atau sekedar membuat otak kita lebih segar. Film dari negara asing yang kian digandrungi oleh masyarakat Indonesia terutama remaja adalah drama Korea (drakor). Apa penyebabnya? Karena para pemain yang memerankan drama tersebut tampan dan cantik, alur ceritanya romantis, gaya berpakaian rapi dan menggambarkan pergaulan yang kekinian. Semakin kreatifnya ide-ide cerita dan banyaknya jumlah produksi drama Korea membuat film ini terus eksis hingga sekarang karena peminatnya sangat banyak bahkan terus bertambah.
Puncak kepopuleran drama Korea di Indonesia terjadi saat serial Winter Sonata booming di Indonesia, Jepang, Cina, Taiwan, dan Asia Tenggara. Tahun 2002- 2005, drama-drama Korea yang populer di Asia terutama Indonesia yaitu Endless Love, Winter Sonata, Love Story from Harvard, Glass Shoes, Stairway to Heaven, All In, Hotelier, Memories in Bali, dan Sorry I Love You. Drama Korea sering menonjolkan mode-atau style yang sedang populer di Korea. Apa saja? Model rambut, pakaian, tas, sepatu, aksesoris, barang elektronik hingga pernak-pernik. Style Korea sekarang menjadi acuan remaja di Indonesia sehingga saat ini banyak remaja baik laki-laki atau perempuan suka bergaya layaknya artis Korea.
Film Indonesia terutama sinetron kalah jauh dibandingkan drama Korea. Sinetron Indonesia ceritanya terlalu berbelit-belit sehingga episodnya terlalu banyak. Sementara produksi drama korea ditujukan untuk pasar internasional sehingga unsur modern sangat kental di dalamnya. Walaupun banyak inspirasi dan pelajaran bagus yang dapat dipetik dari cerita drama Korea, namun orang yang terlalu sering menontonnya, justru akan terkena dampak negatifnya. Kamu sebaiknya tidak terlalu sering menonton drama Korea dan harus punya filter untuk tidak menerima saja hal-hal yang salah dari drama Korea.
Selanjutnya: 5 Tips Agar Bebas dari Kebiasaan Buruk
Dampak negatif bagi psikis penontonnya tidak dapat dihindari jika sering menonton drama Korea. Berikut ini keburukan yang ditimbulkan oleh drama Korea (drakor).
- Tidak Realistis dalam Menghadapi Kehidupan
Remaja cenderung masih labil dan sedang mencari jati diri sehingga mereka menjadi tidak realistis karena di kehidupan nyata tidak sesuai dengan yang mereka harapkan seperti di film-film Korea yang mereka tonton. Remaja menjadi banyak menghayal akibat film yang ditontonnya dan berharap agar kisah cintanya sama indahnya dengan drama-drama korea.
- Bergaya Ala Korea
Bahasa Korea jika diaplikasikan dalam bahasa Indonesia menjadi tidak enak didengar seperti kata ” oppa, saranghae” yang artinya kakak aku mencintaimu. Jika kata-kata itu diucapkan oleh remaja maka akan terdengar alay karena manja yang dibuat-dibuat, ngalem, atau keanehan lainnya. Tidak hanya cara berbicara, gaya berpakaian pun sering ditiru padahal gayanya tidak sesuai seperti para actor atau aktris Korea.
- Ambisius dan Menghalalkan Segala Cara
Kebanyakan remaja yang sangat suka drama Korea tuh rela untuk mendatangi aktor atau aktris yang mereka idolakan agar dapat melihat langsung jika datang ke Indonesia. Jelas-jelas harga tiketnya selangit padahal mereka belum memiliki penghasilan sendiri. Bisa jadi remaja-remaja tersebut memaksa orang tua mereka untuk membayari tiket atau justru melakukan hal negatif untuk mendapat uang seperti mencuri.
- Kurang istirahat dan Menjadi Malas
Para penggemar drama Korea menjadi kurang tidur karena memaksakan diri untuk menonton setiap episode tanpa jeda jam atau hari karena terenyuh dengan jalan ceritanya. Tentunya hal ini berdampak pada aktifitas lain seperti tidak semangat belajar sehingga menjadi malas belajar, tidak fokus diajak bicara dan lain-lain.
- Mencoba Minuman Keras dan Mabuk-Mabukan
Hampir di setiap serial drama Korea pasti ada adegan minum minuman keras bahkan sampai mabuk-mabukan. Pemabuk bukan tokoh antagonis, tetapi tokoh protagonist yang merupakan tokoh utama dalam drama. Budaya Korea yang kental dengan minuman keras tradisional yang disebut soju membuat semua orang Korea jika merasa sedih atau stress dengan hidupnya pasti melampiaskan dengan minum miras. Bagi penonton terutama remaja yang terus menerus melihat adegan ini, bisa jadi nantinya pola pikir berubah sehingga menganggap minuman keras dan mabuk sebagai hal yang lumrah.
- Perzinahan Dianggap Lumrah
Perzinahan di luar pernikahan atau pergaulan bebas sebenarnya bukan budaya Korea. Budaya asli mereka sangat menjunjung kesopanan dan tata susila. Tapi bagaimana sekarang? Pengaruh westernisasi di Korea Selatan telah menghancurkan tradisi kesopanan dan kesusilaan masyarakat Korea termasuk dalam drama (film). Walau tidak ada adegan vulgar, tapi kamu akan menemukan banyak cerita tentang hubungan seks di luar nikah. Bisa dibayangkan jika ini terus dimasukkan ke dalam pikiran, lama-lama mungkin terpengaruh juga. Remaja harus memiliki filter dan bimbingan agar tidak menerima begitu saja nilai-nilai buruk tersebut.
- Kecanduan Menonton
Setelah selesai satu serial drama lalu apa yang dilakukan selanjutnya? Tentunya mencari film bagus lainnya. Entah film dengan pemain yang sama, ceritanya mirip, atau menonton apapun asal itu drama Korea pasti akan dilakukan. Kalau sudah kecanduan drakor yang mengaduk-aduk emosi penonton, kamu pasti mengabaikan dunia nyata karena terbawa suasana film. Larut dalam cerita juga akan membuat emosi menjadi labil sehingga gampang mewek, gampang marah, gampang jatuh cinta atau emosi lainnya yang tidak sesuai dengan kenyataan.
Jadi saat kamu punya waktu luang maka pergunakan waktumu untuk hal-hal yang lebih bermanfaat seperti olahraga supaya kamu tetap sehat, baca buku supaya pengetahuanmu bertambah dan sesekali menonton drama Korea yang berfaedah juga tak apa asal kamu tidak terjebak dalam perasaan sedih atau hal buruk lainnya dari drama Korea. Yuk manfaatkan waktu sebaik-baiknya!
“Nonton drama korea ga salah kok, tapi jangan berlebihan alias jadi candu.
Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik dan lagian waktu itu takkan pernah bisa diulang“